INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

INTERAKSI
Suatu kegiatan atau hubungan timbal balik antara seseorang dengan orang lain (satu atau lebih) yang terjadi dalam suasana atau situasi tertentu dalam uapaya mencapai tujuan tertentu.
Manusia
Makhluk individu dan makhluk sosial
 Selalu berhubungan dengan yang lainnya
 Saling membutuhkan
 hidup bersama
Berinteraksi dan berkomunikasi
Interaksi tidak dapat dipisahkan dari komunikasi karena komunikasi sebenarnya merupakan bagian dari interaksi.

Penjelasan
Komunikan : Orang yang diajak berkomunikasi (penyimak/pembaca)
Komunikator : Orang yang melakukan inisiatif untuk berkomunikasi (pembicara/penulis)


Catatan:
1. Komunikasi merupakan bagian dari interaksi
2. Dalam interaksi minimal terjadi komunikasi dua arah
3. Komunikasi, bisa saja terjadi hanya satu arah
4. Interaksi dan komunikasi bisa terjadi secara disengaja atau tidak disengaja walaupun pada akhirnya akan menjadi sesuatu yang disengaja

CIRI GURU YANG BAIK (sucesful Teacher) DG. RYANS
1. Hangat, dekat (Warmly)
2. Bersahabat, peramah (Friendly)
3. Tegas, sungguh-sungguh (Emphatetic)
4. Humoris, lucu (Humor Typical)
5. Periang, gembira (Cheerful)

Ciri Lainnya:
1.Berkepribadian kuat dan baik
2.Berpengetahuan Luas
3.Bercita-cita memajukan muridnya agar dapat berguna ketika berada ditengah masyarakat (membekali siswa dengan life skill)
4.Berkelakuan Baik.

“JADILAH GURU YANG BAIK ATAU TIDAK SAMA SEKALI”

KOMPETENSI GURU Berdasarkan UU Guru dan DosenTahun 2005
1.Kompetensi Pedagogik
2.Kompetensi Kepribadian
3.Kompetensi Profesional
4.Kompetensi Sosial


1.K0MPETENSI PEDAGOGIK
Kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang meliputi:

1.Pemahaman terhadap wawasan atau landasan kependidikan
2.Pemahaman terhadap peserta didik
3.Pengembangan kurikulum atau silabus
4.Perancangan pembelajaran
5.Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6.Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7.Evaluasi hasil belajar
8.Pengembangan potensi yang dimiliki siswa

2.KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan personal yang meliputi:

1.Kepribadian yang mantap dan stabil, misalnya bertindak sesuai dengan norma hukum, sosial, dan bangga sebagai seorang pendidik
2.Kepribadian yang dewasa, misalnya memiliki etos kerja, bertindak sebagai seorang pendidik, dan mandiri.
3.Kepribadian yang arif, misalnya berpikiran terbuka dan menampilkan tindakan yang bermanfaat.
4.Berwibawa, misalnya memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dan disegani.
5.Berakhlak mulia, misalnya bertindak sesuai dengan norma religius dan memiliki perilaku yang dapat diteladani peserta didik.


3.KOMPETENSI PROFESIONAL
Kompetensi propfesional merupakan kompetensi yang berkaitan dengan penguasaan materi pelajaran bidang studi secara luas dan mendalam

4.KOMPETENSI SOSIAL
Kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat yang meliputi:

1.Kemampuan berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat secara santun.
2.Dapat menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3.Bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik, maupun pimpinan satuan pendidikan
4.Bergaul dengan masyarakat sesuai norma yang berlaku.
5.Menerapkan prinsip-prinsip kebersamaan dan persaudaraan.

HAKIKAT INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR
Interaksi Belajar Mengajar usianya sudah tua
Contoh:
1. Manusia Purba (Non Formal)
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
3. Peradaban
4. Penyebaran Agama

Interaksi Belajar Mengajar merupakan kegiatan praktis yang berdasarkan konsep teoritis tertentu, berlangsung pada waktu tertentu dan terarah pada tujuan tertentu
IBM mengandung arti adanya interaksi antara tenagapengajar dengan siswa sebagai warga belajar. Dengan demikian, terlihat bahwa IBM merupakan suatu rangkaian organisasi yang kompleks, karena untuk mencapaitujuan yang diinginkan,

guru perlu mengefektifkan berbagai komponen yang terlibat di dalamnya

KOMPONEN – KOMPONEN INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

CIRI-CIRI IBM

1. Mempunyai tujuan/indikator
2. Terencana
3. Adanya materi pelajaran
4. Adanya aktivitas siswa
5. Peran guru sebagai pembimbing
6. Adanya disiplin/aturan (guru dan siswa)
7. Adanya batas waktu
8. Evaluasi

Prinsif-Prinsif IBM
1. Berpusat pada siswa
2. Belajar dengan melakukan
3. Mengembangkan kemampuan sosial
- Kemampuan berinteraksi dengan lingkungan.
4. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan.
5. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
6. Mengembangkan kreativitas siswa.
7. Mengembangkan kemampuan menggunakan IPTEK.
8. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik.
9. Belajar sepanjang hayat.
10.Mengembangkan kompetisi, kerja sama dan solidaritas.

BELAJAR, MENGAJAR, DAN MENDIDIK

Belajar:

1. Suatu perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman yang diperoleh.
2. Suatu proses perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu (Hilgard).
3. Proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri anak didik melalui serangkaian kegiatan (Gagne).
4. Belajar dapat ditafsirkan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku siswa karena adanya suatu interaksi antara individu dengan lingkungannya melalui
proses pengalaman dan latihan.

CIRI BELAJAR

1. Adanya perubahan tingkah laku
(Koqnitif, afektif, dan psikomotor)
2. Suatu yang disengaja, bukan faktor kebetulan (dalam dunia pendidikan)
3. Dapat melakukan sesuatu yang baru dan dapat diulangi kemampuan tsb kapan saja diperlukan.
4. Berlangsung sepanjang hayat (formal dan non Formal).

HASIL BELAJAR (Gagne)

1. Intelektual Skill
Keterampilan intelektual atau kecapan yang berhubungan dengan lingkuangan.
2. Coqnetive Strategy
Strategi koqnitif atau kecakapan mengarahkan aktivitas koqnitif misalnya memecahkan masalah.
3. Verbal Information
Keterampilan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa.
4. Motor Skill
Kemampuan melakukan serangkaian gerak.
5. Attitude
Sikap atau minat misalnya sikap menerima atau menolak berdasarkan penilaian tertentu.

EMPAT PILAR BELAJAR (UNISCO) Pembelajaran Berbasis Portofolio
1. Learning to do
Pembelajaran untuk berbuat (mengalami).
2. Leraning to know
Pembelajaran untuk mengetahui
3. Learning to be
Pembelajaran untuk membangun jati diri (muncul kepercayaan diri akibat adanya suatu interaksi)
4. Learning to live together
Biasanya ditambah Learning to Cooperative.
Pembejaran untuk hidup bersama-sama secara harmonis (toleransi, demokratis, saling menghargai).

PRINSIP BELAJAR BERDASARKAN KBK
1.Belajar berorientasi pada tujuan/indikator.
2.Proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi yang problematis.
3.Belajar dengan pemahaman akan lebih bermakna daripada hapalan.
4.Belajar dengan menyeluruh akan lebih berhasil daripada terbagi-bagi atau terkotak-kotak.
5.Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari bacaan.
6.Belajar merupakan suatu proses yang kontinyu.
Dilakukan secara teratur, terjadwal, terus menerus dan bertahap.

PENDEKATAN SAVI
Semua prinsif di atas diturunkan dari pendekatan Savi (Dave Meier dalam The accelerated learning)
1.Somatis
Belajar dengan bergerak dan berbuat.
2.Auditori
Belajar dengan berbicara dan mendengar.

3.Visual
Belajar dengan mengamati dan menggambarkan
4.Intelektual
Belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir /merenung.

MODUS PENGALAMAN BELAJAR (Sheal Peter)
Kita (manusia) belajar:
1.10% dari apa yang kita baca;
2.20% dari apa yang kita dengar;
3.30% dari yang kita lihat;
4.50% dari yang kita lihat dan dengar;
5.70% dari apa yang kita katakan; dan
6.90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.

MENGAJAR
Mengajar merupakan kegiatan terpadu yang berkesinambungan dengan berbagai komponen yang terlibat di dalamnya (Barr and Dreeben).
Mengajar merupakan penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Hasibuan)
Suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung berlangsungnya proses belajar (Sardiman).
Merancang, membimbing, mengarahkan anak untuk belajar (Burton).
Menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegitan belajar anak untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dapat membawa perubahan tingkah laku dalam kehidupannya ( T. Raka Joni).

PANDANGAN MENGAJAR
1.Menyampaikan pengetahuan dari seseorang kepada kelompok.
Bersifat tradisional, hanya transfer of knowledge.
2.Membimbing siswa dalam belajar.
Moderen, tidak bersifat tradisional.
3.Mengatur lingkungan agar terjadi interaksi belajar mengajar yang diharapkan, karena lingkungan merupakan stimulus bagi terjadinya PBM yang baik.
Moderen, mengapa?
MENGAJAR DEWASA INI

PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR
1.Kesiapan (guru dan siswa)
2.Perhatian
memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan mereka pelajari (bertanya, menjelaskan manfaat materi pelajaran, apersepsi, dll.)
3. Apersepsi
Menghuhungkan materi pelajaran yang telah lalu dengan materi pelajaran yang akan dipelajari (Memperlancar PBM dan memusatkan perhatian siswa).
4.Kepraktisan Bahan
Bermanfaat, menarik, valid, hangat, dan menimbulkan motivasi.
5.Perbedaan Individual.
Siswa berasal dari latar belakang sosial yang berbeda, karakteristik yang berbeda, kemampuan awal yang berbeda.
6.Prinsip Psikologis
Misalnya dalam pengkajian materi harus dilakukan secara gradual.

MENDIDIK

Memelihara dan memberikan latihan mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran.
Suatu usaha untuk menghantarkan anak didik mencapai kedewasaan, baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap, mental, dan ahlak siswa.
Dalam mendidik tidak hanya transfer of knowledge, tetapi transfer of values yakni usaha membina anak secara utuh dan komprehensif (koqnitif, afektif, dan psikomotor) agar dapat berdiri sendiri sesuai dengan norma-norma sosial, bangsa, maupun agama.

CIRI MENDIDIK

1.Merupakan suatu proses yang tidak terlepas dari berbagai komponen.
2.Terdapat kegiatan pengkajian materi pelajaran oleh siswa.
3.Adanya unsur motivasi.
4.Penanaman nilai/sikap.
5.Terjadi dalam situasi formal dan nonformal.
6.Alokasi waktu (formal).
7.Sesuatu yang disengaja, bukan faktor kebetulan.

KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN


Penguatan biasanya berupa penghargaan yang diberikan bila seseorang telah melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Dalam proses belajar mengajar, penguatan adalah respon yang diberikan guru terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut (tingkah laku positif).
Penguatan sudah pasti penghargaan, tetapi penghargaan belum tentu disebut penguatan.
Penghargaan diberikan guru kepada siswa yang telah berupaya menunjukan tingkah lakunya, benar maupun salah. Contoh?
Penguatan hanya diberikan pada siswa yang telah melakukan sesuatu dengan benar (positif). Contoh?


PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN PEGUATAN

1.Kehangatan dan keantusiasan
(ketika guru melihat tingkah laku siswa)
2.Kebermaknaan
Diberikan bila responsi siswa betul-betul benar
3. Hindari pemberian respon yang negatif terhadap jawaban atau tingkah laku siswa
Contoh?
Akibat yang akan terjadi?

CARA PENGGUNAAN PENGUATAN

Penguatan biasanya berupa penghargaan yang diberikan bila seseorang telah melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Dalam proses belajar mengajar, penguatan adalah respon yang diberikan guru terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut (tingkah laku positif).
Penguatan sudah pasti penghargaan, tetapi penghargaan belum tentu disebut penguatan.
Penghargaan diberikan guru kepada siswa yang telah berupaya menunjukan tingkah lakunya, benar maupun salah. Contoh?
Penguatan hanya diberikan pada siswa yang telah melakukan sesuatu dengan benar (positif). Contoh?

PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN PEGUATAN
1.Kehangatan dan keantusiasan
(ketika guru melihat tingkah laku siswa)
2.Kebermaknaan
Diberikan bila responsi siswa betul-betul benar
3Hindari pemberian respon yang negatif terhadap jawaban atau tingkah laku siswa
Contoh?
Akibat yang akan terjadi?

CARA PENGGUNAAN PENGUATAN
1.Ditujukan khusus pada pribadi tertentu, misalnya pada saat memberi komentar sambil menyebutkan namanya dan menatapnya.
2.Diberikan pada kelompok. Contoh?
3.Bervariasi.(verbal, non verbal, campuran, pribadi, dan kelompok)
4.Penguatan hendaknya diberikan segera setelah peserta didik menampilkan atau menunjukan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang akan dipejarinya.
Contoh:
-Mengingatkan materi pelajaran yang telah lalu dan dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari siswa (apersepsi).
-Mengemukakan tentang pentingnya atau manfaat materi yang akan dipelajari siswa.
-Menginformasikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
-Memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dipelari siswa.
-Dll.

Menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk mengahiri kegiatan pembelajaran.
Contoh:
-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan tentang inti pembicaraan atau permasalahan yang dipelajarinya.
-Membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang dipelajari siswa.
-Memberikan Embeded Test/Progress Test atau tes penyela dengan maksud untuk melihat ketercapaian indikator atau tujuan pembelajaran.
-Meminta siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang telah dikuasainya.


Membuka dan menutup pelajaran dapat berpengaruh terhadap keberhasilan IBM.
1.Timbulnya perhatian dan motivasi siswa dalam mempelajari bahan kajian yang dipelajarinya.
2.Siswa mengetahui batas-batas tugas belajar yang harus dikerjakannya.
3.Siswa mengetahui hubungan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pelajaran yang akan dipelajarinya.
4.Siswa dan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan IBM yang telah dilaksanakannya.

Prinsip-prinsip kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
1.Kebermaknaan
Kegiatan yang dilakukan memiliki revansi dengan indikator dan tujuan pembelajaran.
Berurutan dan berkesinambungan
Artinya, ada kaitan yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lainnya atau ada kaitan antara pengetahuan, keterampilan, sikap yang telah dimiki siswa dengan materi yang akan dipelajarinya.

KOMPONEN MEMBUKA PELAJARAN
1.Menarik perhatian
- Gaya mengajar bervariasi
- Suara harus jelas
- Penampilan “oke”
- Alat bantu bervariasi
- Pola interaksi bervariasi
2.Menimbulkan motivasi
- Kehangatan dan keantusiasan
- Penguatan (tidak pelit)
- Murah senyum
- Adanya ketegasan dan kewibawaan
3.Memberikan acuan
- Mengemukakan Indikator/Tujuan
- Mengemukakan tugas belajar siswa
- Pengajuan pertanyaan/masalah
- Apersepsi.

KOMPONEN MENUTUP PELAJARAN
1.Meninjau kembali apakah inti pelajaran telah dikuasai siswa atau belum.
2.Membuat kesimpulan terhadap setiap inti materi pembelajaran yang dipelajari siswa.
3.Meminta siswa untuk mendemonstrasikan, mengaplikasikan, atau mengekspresikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimilikinya.
4.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
5.Memberikan pertanyaan.
6.dll.

KETERAMPILAN BERTANYA
1.Meningkatkan partisipasi dalam belajar.
2.Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
3.Mengembangkan pola berpikir, karena pada hakikatnya berpikir adalah bertanya.
4.Menuntun proses berpikir siswa, karena dengan pertanyaan yang baik akan membantu siswa dalam menentukan jawaban yang baik.
5.Memusatkan perhatian siswa terhadap permasalahan yang sedang/akan dipelajari atau dibahas.

JENIS-JENIS PERTANYAAN
Menurut maksudnya:
1.Pertanyaan Permintaan
Pertanyaan yang mengharapkan siswa untuk mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
2.Pertanyaan Retoris
Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa karena akan dijawab sendiri oleh guru dalam rangka penjelasan suatu bahan kajian.
3.Pertanyaan Mengarahkan.
Pertanyaan yang diberikan untuk memberikan arah pada siswa dalam proses berpikirnya untuk menemukan jawaban yang benar (jawaban siswa kurang tepat).
4.Pertanyaan Menggali
Pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan yang pertama.

Menurut Taxonomi Bloom
1.Koqnitif
a. Ingatan (C1)
b. Pemahaman (C2)
c. Aplikasi (C3)
d. Analisis (C4)
e. Sintesis (C5)
f. Evalusi (C6)
2.Apektif
a. Nilai
b. Sikap
c. Minat
d. Apresiasi
3.Psikomotor

TEKNIK BERTANYA
1.Kejelasan isi pertanyaan
-Maksud pertanyaan
-Jangan diselingi dengan kata “em, eu, batuk, dll”
2.Kecepatan dan selang waktu
Ucapan harus jelas, tidak tergesa-gesa agar tidak membingungkan siswa.
3.Arah dan distribusi pertanyaan
-Diajukan pada seluruh siswa sehingga semuanya berusaha untuk berpikir.
-Tidak diberikan pada orang tertentu saja (merata)
-Bila tidak ada yang mau menjawab, barulah guru menunjuk salah seorang dari siswa.
4.Teknik penguatan
-Memberikan pujian pada siswa yang berhasil menjawab.
-jangan memvonis siswa yang jawabannya salah.
5.Teknik menuntun dan menggali
Pertanyaan yang menuntun siswa agar dapat memberikan jawaban yang benar.
6.Jangan menimbulkan jawaban serentak.
7.Hindari menjawab pertanyaan sendiri (bandingkan dengan retoris).
8.Jangan mengulang kembali pertanyaan yang diberikan.

MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah pola-pola atau strategi yang digunakan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. (bedakan dengan metode/teknik)
Secara umum model pembelajaran terdiri dari:
1.Model Kompetisi
2.Model Individual
3.Model Cooverative Learning

MODEL KOMPETISI
Model kompetisi merupakan suatu strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada suasana persaingan antara siswa.
Dalam suasana kompetisi biasanya bisa muncul rasa cemas yang pada akhirnya timbul motivasi belajar agar menjadi yang terbaik.
Model kompetisi didasari oleh teori behaviorisme yang di dalamnya terkandung prinsip stimulus dan respon. Model pembelajaran ini paling banyak dianut dalam sistem pembelajaran di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari sistem perangkingan yang dilakukan oleh setiap sekolah. Semua siswa berupaya untuk menjadi yang terbaik di sekolahnya.
Rasa cemas yang tidak terlalu banyak memang dapat menimbulkan motivasi belajar yang tinggi, tetapi bila terjadi berlebihan maka dapat merusak motivasi.
Model kompetisi merupakan suatu strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada suasana persaingan antara siswa.
Dalam suasana kompetisi biasanya bisa muncul rasa cemas yang pada akhirnya timbul motivasi belajar agar menjadi yang terbaik.
Model kompetisi didasari oleh teori behaviorisme yang di dalamnya terkandung prinsip stimulus dan respon. Model pembelajaran ini paling banyak dianut dalam sistem pembelajaran di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari sistem perangkingan yang dilakukan oleh setiap sekolah. Semua siswa berupaya untuk menjadi yang terbaik di sekolahnya.
Rasa cemas yang tidak terlalu banyak memang dapat menimbulkan motivasi belajar yang tinggi, tetapi bila terjadi berlebihan maka dapat merusak motivasi. Bila model kompetisi ini tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan suasana permusuhan antar siswa. Bahkan untuk menjadi yang terbaik sebagian orang cenderung menghalalkan segala cara. Oleh karena itu rasa tanggung jawab, kesatria, dan kejujuran perlu terus ditanamkan pada anak didik.

Suasana persaingan biasanya terbawa pada saat anak sudah bekerja. Oleh karena itu, kita sering melihat orang berebut untuk menduduki jabatan tertentu dengan berbagai cara.
Perlu ditanamkan kepada siswa bahwa kunci keberhasilan suatu organisasi adalah kerjasama. Tanamkan sikap “biarkan orang lain menang agar aku bisa menang”. Bila hal ini dilakukan maka model kompetisi dapat mencapai hasil yang maksimal.

MODEL INDIVIDUAL
Model individual adalah model pembelajaran yang menitikberatkan terhadap aktivitas belajar anak dengan kecepatan yang disesuaikan dengan kemampuan mereka sendiri. Anak tidak bersaing dengan yang lain tetapi bersaing dengan dirinya sendiri.
Dengan model ini di dalam kelas jarang terjadi interaksi, anak mencari tempat belajar sesuai dengan kebiasaan dan minat belajarnya. Oleh karena itu ruangan belajar perlu ditata sedemikian rupa dan dilengkapi dengan berbagai sarana belajar agar dapat menunjang terhadap kegiatan belajar siswa yang beragam.
Pola penilaian dalam sistem individual yaitu guru menetapkan standar untuk setiap siswa, kemudian siswa berupaya untuk mencapai standar tersebut secara mandiri. Jika siswa mencapai standar atau melampaui standar maka ia akan memperoleh nilai yang tinggi (A atau B) dan bila tidak, akan mendapatkan nilai C, D, bahkan E.
Guru perlu membuat program pembelajaran untuk setiap siswa, memperhatikan perkembangan belajar setiap siswa, memberikan bimbingan, mengetahui kelemahan setiap siswa, memberikan berbagai fasilitas belajar agar diperoleh hasil belajar yang maksimal dari setiap siswa.

Model pembelajaran individual ini memerlukan sarana dan prasarana belajar yang lengkap, guru yang profesional dan sejahtera, jumlah siswa pada setiap kelas tidak terlalu banyak, serta biasanya memerlukan biaya yang mahal karena guru dituntut untuk memberikan perhatian khusus pada keunikan setiap siswa.
Model ini banyak diterapkan di negara barat khususnya Amerika dan belum diterapkan dalam situasi pendidikan formal di indonesia, kecuali secara terbatas di universitas terbuka dengan sistem modulnya.
Dampak negatif dari sistem individual ini yaitu muncul sifat individualistik, tidak peduli terhadap orang lain, dan sukar bermasyarakat. Hal ini wajar, karena falsafah yang mereka anut adalah “percayailah dirimu sendiri dan jangan pedulikan omongan banyak orang” (Ralph Emerson dan Henry David)

MODEL COOPERATIVE LEARNING
Model cooperative learning adalah model pembelajaran yang menitik beratkan pada adanya kerja sama antar siswa dalam mencapai tujuan tertentu.
Falsafah model pembelajaran ini adalah “Homo Homini Socius” yaitu manusia sebagai makhluk sosial. Kerja sama merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk sosial.
Tanpa kerja sama tidak akan ada kehidupan, tidak ada individu, keluarga, organisasi, sekolah, negara, dll. Tanpa kerja sama kehidupan ini sudah punah.

KISAH 1001 MALAM

Seorang guru yang bernama Nazarudin pada saat memasuki kelas.
G:”Tahukah anda yang akan saya ajarkan hari ini?”
M:”Tidak tahu Pak”
G:”Percuma kalau bigitu saya mengajar kalian hari ini.” Kemudian dia pulang.
Hari kedua
G:”Tahukah kalian yang akan diajarkan sekarang”
M:”Tahu Pak.”
G:”Karena kalian sudah tahu, tidak ada gunanya hari ini saya mengajar.” Lalu dia pulang lagi.
M:Bengong…
Hari ketiga
G:”Bagaimana sekarang? Tahu tidak yang akan saya ajarkan?”
M:Ragu (sebagian menjawab tahu, sebagian tidak)
G:Dengan kalem dia menjawab, “Baiklah, jika demikian, saya minta kalian yang tahu harap memberi tahu yang lainnya yang belum tahu!” Lalu dia pun pulang.
Apa yang anda dapat simpulkan dari cerita di atas?

LIMA UNSUR MODEL PEMBELAJARAN COOPERATVE LEARNING
1.Saling ketergantungan positif
Dalam mencapai keberhasilan kelompok biasanya bergantung pada usaha yang dilakukan setiap anggotanya. Adanya ketergantungan antara anggota kelompok yang satu terhadap anggota lainnya dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Misalnya satu kelompok siswa yang terdiri dari empat orang ditugaskan untuk membaca bagian buku yang berlainan. Guru mengevaluasi secara keseluruhan, sehingga setiap siswa akan membimbing siswa yang lainnya agar kelompok mereka berhasil.
2.Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Setiap siswa memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam mengkaji bahan kajian untuk diinformasikan kembali pada anggota kelompoknya. Setiap tugas yang harus dikerjakan setiap siswa, dipersiapkan oleh guru.

3.Tatap muka
Setiap anggota kelompok perlu diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi untuk membicarakan hasil pekerjaannya masing-masing.
4.Komunikasi antar anggota
Guru perlu membekali siswa tentang teknik berkomunikasi yang efektif, tidak menyakiti, dan saling menghargai sebelum kerjasama kelompok dilakukan.
Contoh: “Pendapat anda itu agak berbeda dan unik, tolong jelaskan lagi yang rinci!” akan lebih baik dibandingkan dengan “Pendapat anda aneh dan tidak masuk akal dan salah”. Contoh lain?
5.Evaluasi proses kelompok
Guru perlu terus memantau proses kerja sama antar anggota kelompok, baik dengan observasi, jajak pendapat, maupun angket.

Tugas Membaca:

1. Cooperative Learning
2. Teknik-teknik Pembelajaran Cooperatve Learning
3.Model evaluasi Cooperative Learning
4.Acceleratid Learning
5.Contektual Learning Teaching (CTL)


0 komentar:

Posting Komentar

komentar disini ya!!!

 
Template designed using TrixTG