PSIKOLINGUISTIK

Anto Irianto, S.Pd., M.Pd
Dosen STKIP Sebelas April Sumedang


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SEBELAS APRIL SUMEDANG
2009


Dalam diam pun, kadang-kadang manusia berbahasa. Tidur pun kadang-kadang berbahasa. Bahkan, dengan menggunakan bahasa orang yang sudah mati pun dapat mengajari orang yang masih hidup (Krech).
Apa itu Bahasa ?
•Dari segi linguistik: Bahasa adalah deretan bunyi yang bersistem yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan memiliki makna.
•Dari segi sosiolinguistik: Bahasa merupakan suatu alat untuk berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain.
•Dari segi psikolinguistik: Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengungkap-kan ide, perasaan, keinginan, atau gagasan seseorang.
Pentingnya Bahasa
•Clue Bearing: Bahasa sebagai kunci pembuka rahasia si pembicara.
•Heuristik: Bahasa sebagai kunci pembuka ke arah ilmu pengetahuan.
•Alat berkomunikasi.
•Alat untuk mengungkapkan buah pikiran dan perasaan seseorang.
•Alat untuk berpikir dan memecahkan masalah.
•Dan lain-lain.

BEBERAPA PENGERTIAN PSIKOLINGUISTIK
•Bahasa berkaitan dengan gejala kejiwaan. Seseorang yang tiba-tiba berbicara keras dan kasar, karena jiwanya diliputi rasa jengkel dan marah. Kaitan yang sangat erat itulah yang dipelajari dalam psikolinguistik.
•Perhatikan penggunaan bahasa orang yang sedang marah, sedih, gembira, sakit dll.
•Psikolinguistik merupakan gabungan dua disiplin ilmu, yaitu psikologi dan linguistik. Sasaran dari psikologi adalah gejala kejiwaan dan linguistik adalah bahasa.
Dengan demikian, terlihat bahwa psikolinguistik merupakan ilmu yang membahas hubungan terkait antara seluk beluk pemakaian bahasa seseorang dengan proses dan gejala kejiwaan orang tersebut.
Perhatikan orang yang sedang berkomunikasi!

Dengan demikian, sebenarnya dalam diri pembicara maupun pendengar terdapat proses psikolinguistik. Bila stimulus mendapat respon, berarti proses psikolinguistik berjalan dengan baik. Artinya komunikasi berjalan dengan lancar. Bila tidak, berarti komunikasi tidak sempurna (terdapat hambatan).


Bagaimana bila terjadi pada:
-Pemberi Isyarat?
-Penerima Isyarat?
-Bisu dan Tuli?
-Hartley: Psikolinguistik adalah ilmu yang membahas hubungan bahasa dengan otak dalam memproses dan menghasilkan ujaran dan dalam mengakuisisi bahasa (Proses bahasa sehingga menghasilkan ujaran merupakan pekerjaan otak manusia. Proses tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran, walaupun secara pasti kita tidak mengetahui bagaimana terjadinya proses tersebut)
-Lalu bagaimana bila terjadi pada orang latah atau gila?

Osgood dan Sebeok: Psikolinguistik secara langsung berhubungan dengan proses mengkode dan mengerti kode.
•Batasan ini menekankakan proses mengkode dan mengerti kode yang terjadi pada pembicara dan pendengar.
•Proses mengkode dan mengerti kode, keduanya berlangsung dalam otak manusia.
•Mengapa ada orang yang menitikan air mata setelah mendengar tuturan tertentu?

•Robert Lado: Psikolingustik merupakan pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi telaah atau studi pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, dan perubahan bahasa ketika mengakuisisi bahasa.
-Pengetahuan bahasa berkaitan dengan masalah koqnitif, karena unsur bahasa yang diketahui dan siap untuk digunakan berproses dalam otak manusia.
-Pemakaian bahasa berkaitan dengan praktik pengetahuan bahasa, karena unsur bhs yang diketahui, dikemukakan dalam wujud pemakaian bahasa.
-Perubahan bahasa berkaitan dengan akuisisi dan tahap tahap perkembangannya, terutama ketika manusia masih kanak-kanak.
-Emon Bach: Psikolinguistik adalah ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya para pembicara/pemakai bahasa membentuk atau mengerti kalimat.
-Batasan ini mengacu pada domain koqnitif yakni bagaimana bahasa berproses dalam otak manusia.

•Langacker: Psikolinguistik merupakan telaah akuisisi dan tingkah laku linguistik terutama mekanisme psikologis yang berhubungan dengan kedua aspek tersebut.
-Batasan ini menekankan pada akuisisi bahasa dan tingkah laku linguistik.
-Akuisisi bahasa berkaitan dengan proses pemerolehan bahasa.
-Tingkah laku linguistik mengacu kepada proses kompetensi dan perfomance bahasa.

SIMPULAN EUY!!!
1.Psikolinguistik membahas hubungan bahasa dengan otak.
2.Psikolinguistik berhubungan langsung dengan proses mengkode dan menafsirkan kode.
3.Psikolinguistik merupakan suatu pendekatan (Aproach).
4.Psikolinguistik menelaah pengetahuan, pemakaian, dan perubahan bahasa.
5.Psikolinguistik membicarakan proses yang terjadi pada pembicara dan pendengar dalam kaitannya dengan bhs.
6.Psikolinguistik menitikberatkan pada pembahasan tentang akuisisi bhs dan tingkah laku linguistik.


Objek Psikolinguistik
Psikolinguistik merupakan gabungan dua disiplin ilmu yaitu psikologi dan linguistik. Objek linguistik adalah bahasa dan objek psikologi yaitu gejala kejiwaan.
Dengan demikian, objek psikolinguitik adalah bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang tercermin dalam gejala kejiwaan. Dengan kata lain, bahasa dilihat dari aspek-aspek psikologis.
Titik berat psikolinguistik yaitu bahasa, bukan gejala jiwa. Oleh karena itu, dalam psikolinguistik selalu ditonjolkan proses bahasa yang terjadi pada otak, baik itu otak pembicara maupun otak pendengar.
Hasil pekerjaan dari seorang psikolinguis bukanlah pemerian bahasa, melainkan deskripsi bahasa yang berproses dalam diri (jiwa) manusia.
Proses tersebut jelas tidak kelihatan, tetapi hasil dari proses tersebut dapat kita amati, berupa tuturan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terkontrol.
Walaupun sebenarnya kita sulit memikirkan bagaimana satuan-satuan bahasa bersemayam dalam simpul-simpul otak kita, tetapi yang jelas kita dapat menyaksikan bahwa seakan-akan kita kalau berbicara tidak dipikirkan dulu, tetapi mengalir begitu saja bagaikan air.
Perlu kita ketahui, begitu cepatnya saraf bergerak dan memenuhi fungsinya sesuai dengan kehendak kita, sehingga bunyi-bunyi bahasa yang keluar bisa terkontrol dengan penuh kesadaran.

SEJARAH DAN TOKOH-TOKOH PSIKOLINGUISTIK
Silahkan anda baca!!!

LINGKUP PSIKOLINGUISTIK
1.Proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran.
2.Akuisisi bahasa.
3.Pola tingkah laku berbahasa (marah, sedih, gembira dll).
4.Asosiasi verbal dan persoalan makna (Bhs sunda: Tuang, neda, ….)
5.Proses bahasa pada orang yang abnormal.
6.Persepsi ujaran dan koqnisi (Duduk! Duduk.)

HAKIKAT BAHASA
1.Bahasa itu Sistematik
Bahasa merupakan deretan bunyi/huruf yang bersistem atau mempunyai aturan-aturan tersendiri. Setiap bahasa mempunyai sistem yang berbeda. Bahasa terdiri dari sistem bunyi dan sistem makna. Gabungan sistem bunyi akan membawa makna. Melanggar sistem bunyi? Melanggar sistem makna?

2.Bahasa itu Arbitrer
Bahasa itu seenaknya, manasuka, asal bunyi, tidak ada aturan harus begini atau begitu. Mengapa bahan bakar sepeda motor disebut bensin, bukan kecap? Rokok bukan ikan, dll. Lihat Aqua, tip ex dll.
Pada awalnya bhs itu manasuka, setelah sering dipakai dan menjadi kebiasaan maka terjadi konvensi dan akhirnya menjadi suatu sistem atau aturan baku.
Simbol ~ dengan hal yang ditandainya tidak bersifat langsung.
Tanda ~ dengan hal yang ditandainya bersifat langsung.
Lihat gambar buaya di Surabaya! Buaya darat! Rambu-rambu! Singa di Singapore, atau bunga kemboja yang ditemukan di hutan!

3. Bahasa itu Manusiawi
Hanya manusia yang mampu berbahasa untuk berkomunikasi.
Binatang berkomunikasi?
Ayam memanggil anaknya, berkotek.
Anjing, menggonggong (cinta, benci).
Burung Beo? Berbahasa?

4. Bahasa itu Simbol/Lambang
Bahasa merupakan simbol dari perasaan, harapan, dan keinginan manusia. Misalnya lapar, pucat, haus, huruf.
•Simbol adalah sejenis tanda tetapi tidak setiap tanda dapat dikatagorikan simbol.
Contoh: Awan mendung? Menangis? Merah muka? Burung garuda? Bendera? Ayam berkokok pagi hari? Banjir? Huruf? Rambu-rambu LL?
Perbedaan simbol dengan tanda?
Lihat Buaya! Bunga Kemboja!

5. Bahasa itu Dipelajari
Manusia ketika dilahirkan tidak dapat langsung berbahasa, tetapi melalui proses belajar.
Misalnya dimulai dari menyimak, meniru, mengetahui maknanya, merangkaikan kata-kata, pada akhirnya mampu berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa dapat dipelajari karena bahasa merupakan suatu sistem yang memiliki aturan-aturan tersendiri.
6. Bahasa itu Bunyi dan Makna
Bahasa itu adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan di dalamnya mengandung makna, baik itu dalam tataran kata, frase, klausa, kalimat maupun wacana.
~ Morfem/Kata (Leksikal)
~ Frase/Klausa/Kalimat (Gramatikal)
~ Wacana ( Pragmatik/Kontekstual)
# Bagaimana dengan batuk, bersin, ngorok?
Catatan:
Bentuk bunyi yang tidak bermakna dan tidak bersistem (walaupun dari alat ucap manusia) tidak bisa disebut bahasa sebab fungsi bahasa yaitu untuk menyampaikan pesan, ide, konsep, atau pemikiran.

7. Bahasa itu Konvensional
Berkaitan dengan arbitrer, awalnya mana suka, seenaknya, asal bunyi, karena sering dipakai maka menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi konvensi. Para pemakai bahasa mempunyai kesepakatan tentang lambang-lambang tertentu yang digunakan untuk mewakili konsep-konsep tertentu. Bila ada orang yang berbicara di luar konvensi, maka akan terjadi hambatan dalam berkomunikasi. Contoh?

8. Bahasa itu Dinamis
Bahasa selalu berkembang sesuai dengan perkembangan IPTEK. Bhs tidak terlepas dari manusia sebagai pemakai bahasa tsb.
Contoh?

9.Bahasa itu Bervariasi
Setiap bahasa digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu yang disebut masyarakat bahasa (Jawa, Sunda, Jepang dll).
Anggota masyarakat dari suatu kelompok masyarakat bhs biasanya terdiri dari status sosial yang berbeda (Petani, Pedagang, Guru, Preman dll.)
Oleh karena latar belakang seperti itulah maka muncul variasi bahasa.

Idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan atau ciri khas
dari seorang penutur bahasa.
Contoh : Iya toh.
Ya enggak
Bener henteu
Heueuh, dll.
Ciri khas yang lebih spesifik lagi disebut Idiosincrasy ~ tanpa melihatpun kita tahu bahwa pak Nicko sedang berbicara di kelas. Bila ada.
2 juta penutur bahasa berarti terdapat 2 juta idiosincarasy

Dialek yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat bahasa atau ciri khas yang dipunyai oleh sekelompok penutur bahasa.


Ragam bahasa yaitu variasi bahasa yang digunakan untuk
kepentingan tertentu sesuai dengan situasi atau keadaan
Misalnya: Ragam Bahasa Indonesia Baku
Ragam Non Baku
Ragam Beku
Ragam Lisan
Ragam Tulisan
Diglosia~Ragam Tinggi dan Ragam Rendah
Register
Pidgin~kepentingan komunikasi
Kreol~sudah ada penutur asli
Silahkan Anda Baca dalam Sosiolinguistik!!

KEDUDUKAN PSIKOLINGUISTIK DENGAN ILMU LAIN
•Setiap ilmu sebenarnya dapat berdiri sendiri. Artinya, bisa dipelajari secara mandiri atau secara khusus.
•Akan tetapi sebenarnya terdapat hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu lainnya. Mengapa?
•Contoh dalam kehidupan?

George memperlihatkan kedudukan psikolinguistik dengan ilmu lain

Dari garis yang bersinggungan terlihat bahwa antara ilmu-ilmu tersebut berhubungan
•Dewi yang pendiam dan sehat itu, akhirnya jatuh sakit.
1.Dari segi linguistik
- Unsur fungsional
- Frase pembentuk kalimat, klausa
- morfem , kata dll.
2. Dari segi psikologi
- Bagaimanakah perasaan Dewi yang jatuh sakit.
- Bagaimana perasaannya bila kakinya dipotong.
3.Dari logika
Mungkinkah orang yang pendiam dan sehat itu sakit?
4.Dari segi Filsafat
Dari mana datangnya rasa sakit, dan kemana perginya bila ia sudah sembuh?
Mengapa orang yang sakit meski sudah diobati tetap saja meninggal dunia.

Kedudukan Psikolinguistik
(Spolsky)

•Keterangan:
•Linguistik menghasilkan teori bahasa dan deskripsi bahasa.
•Untuk mempelajari suatu bahasa, kita dapat memanfaatkan teori bahasa dan teori belajar. Teori belajar termasuk psikologi, dan teori belajar bahasa termasuk psikolinguistik.
•Apabila bahasa dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, menghasilkan teori penggunaan bahasa (sosiolinguistik).
•Untuk mempelajari bahasa kedua, diperlukan teori penggunaan bahasa, deskripsi bahasa kedua, dan teori belajar bahasa.
•Pendidikan bahasa kedua merupakan telaah linguistik terapan atau linguistik pendidikan.

•Simpulan:
Teori belajar bahasa (psikolinguistik) di dalamnya terdapat pembelajaran bahasa dengan tujuan agar si terdidik terampil menggunakan bahasa yang sedang dipelajarinya. Dengan demikian, terlihat bahwa psikolinguistik merupakan suatu ilmu terapan, yaitu penerapan teori linguistik dan teori psikologi untuk kepentingan praktis yaitu terampil berkomunikasi dengan menggunakan bahasa pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

PROSES BAHASA
•Telah kita ketahui bahwa bila kita mendengar orang yang berbicara, sebenarnya kita mendengar bunyi bahasa. Bunyi bahasa tersebut ada yang kita pahami dan ada yang tidak dipahami. Bila dimengerti berarti bunyi bahasa yang kita dengar, satu sistem dengan bahasa kita, dan bila tidak dimengerti berarti berbeda sistem.
•Bahasa digunakan untuk berkomunikasi, yaitu untuk mengungkapkan ide dan gagasan terhadap orang lain. Syarat terjadinya suatu komuinikasi yang baik?
•Dalam berkomunikasi sebenarnya melalui suatu proses yang disebut proses bahasa. Proses bahasa tersebut terjadi pada pembicara, lingkungan dan pendengar.
•Moulton (1976) mengemukakan bahwa terdapat 11 tahapan proses bahasa dari pembicara sampai pada pendengar pada saat berkomunikasi.
1. Membuat kode semantis.
2. Membuat kode gramatikal.
3. Membuat kode fonologis.
4. Perintah otak.
5. Gerakan alat ucap.
6. Bunyi yang berupa getaran.
7. Perubahan getaran melalui telinga pendengar.
8. Getaran diteruskan ke otak.
9. Pemecahan kode fonologis.
10.Pemecahan kode gramatikal.
11.Pemecahan kode semantiis.
# Dari 11 proses tersebut, hanya no 5 dan no 6 yang dapat kita amati secara empiris. Tahap-tahap lain, tidak dapat diamati karena berlangsung dalam jatidiri pembicara dan pendengar yang berlangsung sangat cepat, otomatis, dan sempurna. Hal itu ditunjukan dengan keluarnya bunyi bahasa yang teratur dan adanya respon dari pendengar yang terjadi berulang-ulang sampai dengan tujuan berkomunikasi tersebut tercapai.

Pada saat orang berbicara, sebenarnya terdapat dorongan dari dalam dirinya untuk berbicara. Dorongan yaitu Stimulus yangmenyebabkan seseorang berbicara. Contoh? Stimulus akan
mendapat respon yang berupa gerakan alat ucap yang menimbulkan bunyi.

•Dari gambar tadi terlihat bahwa ada proses yang terjadi dalam diri seseorang dan ada proses yang terjadi di luar diri. Bagi seorang Psikolinguis yang menarik tentunya peristiwa yang terjadi di dalam diri manusia, baik pembicara maupun pendengar.

•Misalnya:
-Mengapa seseorang tidak menggunakan kata mampus tetapi menggunakan kata meninggal?
-Mengapa kambing dikatakan mati, tidak dikatan wafat?
-Mengapa seseorang menitikan air mata setelah mendengar kata-kata tertentu?

BAHASA DAN PIKIRAN
•Bahasa digunakan untuk mengungkapkan buah pikiran. Seseorang yang sedang memikirkan sesuatu pasti akan menggunakan bahasa untuk menyampaikan pikirannya atau menggunakan bahasa untuk merangkaikan pirakiran di dalam otaknya.
•Apakah manusia bisa berpikir tanpa menggunakan bahasa?
•Langacker (1973) mengatakan bahwa berpikir adalah aktivitas mental manusia. Aktivitas mental akan berlangsung bila stimulus, artinya ada sesuatu yang menyebabkan manusia untuk berpikir. Contoh?
•Berpikir adalah merangkaikan konsep tertentu, merangkaikan sebab akibat, menganalisis sesuatu, sehingga melahirkan konsep-konsep baru, baik itu berdasarkan pengalaman maupun teori-teori yang bersifat ilmiah.
•Apakah melamun dapat dikatagorikan berpikir? Apa perbedaan dan persamaan antara keduanya?

•Contoh berpikir:
1.Pada suatu hari Dewi melihat pacarnya bergandengan tangan dengan perempuan lain di pasar ikan asin.
(Dewi marah, panik, cemburu, benci, tapi rindu…)
-Dewi akan memeras otaknya untuk mencari jalan pemecahan masalah dengan berbagai pertimbangan, sehingga ada alternatif pilihan yang dapat diambil. Misalnya?
-Untuk menentukan pilihan, seseorang harus mempertim-bangkannya dari berbagai segi. Misalnya untung ruginya, harga dirinya, dan pengalaman masa lalu, sehingga dapat diambil suatu yang paling tepat dan terbaik.
2. Santi sedang naik ojeg mau pergi kuliah, tiba-tiba hujan lebat.
~ Dalam mengambil keputusan tetap harus mempertimbang-kan dari berbagi segi (waktu, tenaga, biaya, tercapainya tujuan, dll.) Pilihan yang diambil pun kita kondisikan lagi dengan pengalaman karena dengan pengalaman kita dapat memecahkan berbagai persoalan dan menyediakan berba-gai alternatif kemungkinan yang dapat diambil.
•Dari uraian di atas terlihat bahwa hasil pemikiran adalah seleksi berbagai kemungkinan. Seleksi tersebut akan dikemukakan dalam wujud kata maupun kalimat (bahasa). Di sini terlihat bahwa pikiran membatasi bahasa.
•Sebaliknya, bahasa juga dapat mempengaruhi pikiran.
Contoh: Saudara tidak boleh ikut ujian mata kuliah saya!
(dengan mendengar kata tersebut, apa yang akan terjadi?)
~Bahasa dapat memperluas pikiran.
Misalnya: Penguasaan bahasa tertentu, pergaulan, dan kegiatan membaca. Contoh?
Bandingkan dengan seseorang yang hanya menguasai satu bahasa.

AKUISISI BAHASA
TEORI AKUISISI BAHASA

BEHAVIORISTIK
~Menurut pandangan kaum behavioris, tidak ada struktur linguis yang dibawa anak sejak lahir (anak kosong dari bahasa). Anak lahir seperti kain putih tanpa catatan tanpa potensi bahasa. Pengetahuan dan keterampilan berbahasa diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar yang akhirnya akan membentuk akuisisi bahasa.
~Dengan demikian, bahasa dipandang sebagai sesuatu yang dipindahkan melalui pewarisan kebudayaan (sama seperti belajar mengemudi).
~ Menurut teori bahavioris proses akuisisi bahasa terjadi melalui perubahan tingkah laku yang terjadi karena lingkungan.
~ Coba kita lihat model Stimulus dan Respon dari Bloom Field. S - r……..s - R. Dari model tersebut terlihat bahwa setiap ujaran yang dihasilkan merupakan reaksi/respon dari stimulus. Contoh:
Bu, saya minta roti.
Sebelum ujaran tsb muncul telah ada stimulus yaitu lapar.
Nyai, saya rindu.
•Kaum behavioris berpendapat bahwa akuisisi bahasa diperoleh dari keseluruhan tingkah laku manusia yang berkembang sejak lahir yang diwujudkan melalui hubungan S-R.
•Contoh: Seorang anak yang sedang belajar bahasa.
Ma…ma…ma… (ketika melihat sosok ibunya)

Apabila respon tersebut telah disetujui kebenarannya (lingkungan menerima kosa kata tsb), maka hal itu akan menjadi kebiasaan, karena tidak ada anggota keluarga yang menolak kehadiran kata tersebut. Kebiasaan itu akan diulanginya lagi bila ia melihat sosok tubuh yang disebut ibu.

Oti…, Apeu…, Oton…
Kebiasaan yang salah, harus diluruskan, karena bila dibiarkan bahkan kita ikut-ikutan bahasa anak, maka anak akan menganggap bahasa itu adalah sesuatu yang benar, sehingga anak akan lambat dalam mengakuisisi bahasa.

•Seorang tokoh behavioristik yaitu Skinner dalam bukunya Verbal Behavior membangun teori akuisisi bahasa berdasarkan percobaannya terhadap binatang yang ditempatkan dalam sebuah kotak. Oleh karena itu dinamakan Skinner’s Boxes.
•Skinner menempatkan seekor tikus dalam sebuah kotak yang di dalamnya terdapat dua buah tombol.
•Jika tikus menginjak tombol pertama, maka akan jatuh makanan, dan jika tombol kedua yang diinjak, akan jatuh bedak gatal pada badan tikus.
•Dengan pengalaman yang berulang-ulang maka pada akhirnya tikus terbiasa menekan tombol pertama yang mengeluarkan makanan.
•Dari tingkah laku tikus itu, diambil kesimpulan: Jika perbuatan tertentu terjadi berulang-ulang maka akan terjadi penguatan positif atau negatif. Penguatan positif (+) bila suatu perbuatan terus berlangsung/berulang; negatif (-) bila suatu perbuatan tidak terus berlangsung/berhenti.
•Dari percobaan terhadap binatang tersebut, Skinner membangun teori akuisisi bahasa berdasarkan konsep behavioris.
•Ia berpendapat bahwa anak-anak mengakuisisi bahasa melalui lingkungan dengan cara meniru yang berlangsung secara berulang-ulang. Ujaran-ujaran tersebut akan mendapat pengukuhan berupa pembenaran yang berarti tuturan yang dibuat anak akan direspon oleh lingkungan.
•Bila kata atau tuturan tersebut salah, maka lingkungan tidak akan merespon atau tidak memberikan pembenaran pada tuturan tersebut. Dengan demikian, anak akan berupaya untuk membuat tuturan yang gramatikalnya benar agar ia diterima keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Contoh?

TEORI MENTALISTIK
•Kaum mentalis berpendapat bahwa setiap anak yang lahir telah memiliki potensi untuk mengakuisisi bahasa yang disebut LAD (Language Acqusition Device) atau kecakapan untuk mengakuisisi bahasa.
•Chomsky berpendapat bahwa tingkah laku manusia jauh lebih rumit daripada binatang. Tingkah laku berbahasa tidak hanya menyangkut pemerian stimulus dan respon, tetapi berkaitan dengan kemampuan bawaan atau potensi dari manusia untuk berbahasa.

•Mc. Neill mengatakan bahwa LAD terdiri:
1.Kecakapan membedakan bunyi bahasa dengan bunyi lain.
2.Kecakapan untuk mengorganisasikan satuan linguis ke dalam sejumlah kelas yang akan berkembang kemudian (Suku kata, kata, frase, kalimat, dll).
3.Pengetahuan tentang sistem bahasa yang mungkin dan yang tidak mungkin.
Santi memakan roti. ~mungkin
Roti memakan Santi. ~tidak mungkin, walaupun strukturnya benar.
Anjing memukul ayah. Dll.
4.Kecakapan menggunakan sistem bahasa yang didasarkan pada perkembangan sistem linguistik.

TEORI KOQNITIFTIK
•Teori ini memandang akuisisi bahasa lebih mendalam lagi dari kedua teori tadi. Dalam teori ini mulai dikaji tentang ingatan, persepsi, pikiran, makna, dan emosi yang saling berpengaruh dalam struktur jiwa manusia.
•Titik tolak teori koqnitif adalah anggapan terhadap kapasitas koqnitif anak dalam menentukan struktur di dalam bahasa yang ia dengar (struktur dalam).
•Baik pemahaman maupun produksi bahasa pada anak dipandang sebagai hasil proses koqnitif yang secara terus menerus berkembang dan berubah. Setiap stimulus yang datang dari luar, diproses dalam otak anak sehingga terjadi mekanisme internal yang diatur oleh pengatur koqnitif yang keluar sebagai hasil pengolahan koqnitif.
• Berdasarkan hal tersebut Bloom, mengemukakan bahwa sebenarnya pertama-tama anak belajar struktur dalam dan bukannya struktur luar bahasa yang berupa urutan kata.
•Contoh: Mam…mam…mam…
kalimat yang dikeluarkan oleh seorang anak kecil di atas, mengandung banyak kemungkinan bagi anak.
1.Anak memanggil ibunya.
2.Anak ingin makan.
3.Anak ingin main.
4.Anak menginginkan sesuatu yang tidak kita ketahui.
Hal itu menjunjukan “mam…” mengandung banyak kemungkinan struktur dalam yang berkaitan dengan persepsi, ingatan, pikiran seorang anak. Dengan demikian, terlihat bahwa anak lebih dahulu belajar struktur dalam dan bukannya struktur luar bahasa.
•Contoh:…kulsi…kulsi…

Bila anak mengatakan kata tersebut, sebenarnya di dalamnya mengandung berbagai kemungkinan.
1.Anak ingin duduk di kursi.
2.Jangan duduk di kursi.
3.Kesinikan kursi itu.
4.dll.
Gambaran di atas memperlihatkan bahwa sebenarnya anak telah memiliki struktur dalam sendiri dari sesuatu yang diucapkannya. Hal itulah yang menyebabkan aliran koqnitiftik beranggapan bahwa anak pertama-tama belajar struktur dalam dan bukannya struktur luar dari bahasa yang berupa urutan kata atau kalimat.

Baca :
1. Perkembangan akuisisi bahasa.
2. Ujaran, mengerti ujaran, dan pikiran.
3. Belajar bahasa kedua dan bilingualisme.
4.Ciri-ciri proses belajar bahasa.

0 komentar:

Posting Komentar

komentar disini ya!!!

 
Template designed using TrixTG